Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan
salah satu cabang dari manajemen yang kegiatannya mengatur agar menciptakan dan
menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur suatu kegiatan atau
acara perlu adanya manajemen agar kegiatan tersebut mengacu kepada tujuan yang
telah di tentukan dan dapat terorganisir dengan baik.
Pengertian Manajemen Produksi menurut beberapa ahli di
antaranya :
1. Manajemen produksi adalah serangkaian
aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah
input menjadi output (Heizer dan Render, 2011:4).
2. Manajemen produksi adalah
suatu ilmu yang membahas secara komprehensif bagaimana pihak manajemen produksi
perusahaan mempergunakan ilmu dan seni yang dimiliki dengan mengarahkan dan
mengatur orang-orang untuk mencapai suatu hasil produksi yang diinginkan (Irham
Fahmi, 2012:3).
Berdasarkan
pengertian di atas dapat dikatakan bahwa manajemen produksi memiliki
hubungan erat dengan proses produksi yang memiliki tujuan untuk menambah nilai
guna barang maupun jasa yang dihasilkan. Untuk menghasilkan produk yang
memiliki kualitas yang baik yang sesuai dengan standar yang ditentukan,
maka perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan proses produksinya.
Tugas
dari manajemen produksi:
1.
Merancang
sistem produksi
2.
Mengoperasikan
suatu sistem produksi untuk memenuhi persyaratan produksi yang di tentuan.
Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen produksi juga diperlukan dalam pengaturan bangunan
atau ruangan, mesin maupun peralatan, proses dalam produksi, pengaturan tenaga
kerja dan berbagai kegiatan operasi lainnya. Kegiatan produksi ini dapat
dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu organisasi manufaktur dan organisasi
jasa.
Ruang lingkup manajemen produksi memiliki tiga kategori keputusan atau kebijakan utama yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut:
Ruang lingkup manajemen produksi memiliki tiga kategori keputusan atau kebijakan utama yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut:
1. Keputusan atau kebijakan
mengenai desain.
Desain
dalam hal ini tergolong tipe keputusan berjangka panjang, dan dalam arti yang
luas meliputi penentuan desain dari produk yang akan dihasilkan, desain atau
lokasi dan tata letak pabrik, desain atas kegiatan pengadaan masukan yang
diperlukan, desain atas metode dan teknologi pengolahan, desain atas organisasi
perusahaan, dan desain atas job description dan job specification.
2. Keputusan atau kebijakan
mengenai proses transformasi (operations).
Keputusan operasi ini berjangka pendek, berkaitan dengan keputusan taktis, dan
operasi. Di dalamnya terkait jadwal produksi, gilir kerja (Shift) dari personal
pabrik, anggaran produksi, jadwal penyerahan masukan ke subsistem pengolahan,
dan jadwal penyerahan keluaran ke pelanggan atau penyelesaian produk.
3. Keputusan atau kebijakan
perbaikan terus-menerus dari sistem operasi. Karena sifatnya berkesinambungan
(terus-menerus), maka kebijakan tersebut bersifat rutin. Kegiatan yang terakup
di dalamnya pada pokoknya meliputi perbaikan terus-menerus dari mutu keluaran,
keefektifan dan keefisienan sistem, kapasitas dan kompetensi dari para pekerja,
perawatan sarana kerja atau mesin, serta perbaikan terus-menerus atas metode
penyelesaian atau pengerjaan produk.
Fungsi Manajemen Produksi
Secara umum fungsi produksi
terkait dengan pertanggung jawaban dalam pengolahan dan pentransformasian masukan
(input) menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa yang akan memberikan
hasil pendapat bagi perusahaan.
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi Menurut
Sofjan Assauri adalah:
1. Proses pengolahan,
merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan (input).
2. Jasa-jasa penunjang,
merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan dan
metode yang akan dijalankan sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien.
3. Perencanaan, merupakan
keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi yang akan dilakukan
dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu.
4. Pengendalian atau
pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai
dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan
pengolahan masukan (input) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
Sumber: